Sore itu senja
masih oranye, belum tertutup awan yang menjadikannya gelap, tapi lembayung
justru membuatku sendu, hingga aku memutuskan turun dari angkutan umum meski
belum sampai pada tempat tujuan. Ada kepedihan tepat dipelupuk mata, sedekat
dipelupuk mata.
Aku masih
percaya, bahwa pendidikan yang merata bukanlah sebuah hal yang utopis, bukan
hal yang tidak mungkin terjadi, meski pada realitanya terlalu banyak dari
mereka yang lebih memilih asik bermain ukulele sembari sesekali menghisap
tembakau diselipan jemarinya, hingga mereka mampu menghentikan angkutan umum
yang aku tumpangi tepat diperhentian bus sisi kiri jalan.
Mengapa
permasalahan materi bisa memberi dampak kehidupan sosial sekrusial ini, padahal
mereka pintar, mereka masih mau, meski ada yang lebih nyaman dengan pekerjaan
di jalan. Mengapa sistem internasional serumit ini, World Bank, IMF, Dollar,
Inflasi, privatisasi, mengapa kita harus memenuhi sistem yang terkadang
membunuh kita sebagai bangsa yang berdaulat.
Ini soal siapa
yang dikorbankan, sebab aku tidak akan pernah rela selama anak-anak yang
terus-menerus menjadi korban, sementara wakil rakyat masih saja membunuh
hak-hak mereka untuk mendapat pendidikan yang terbaik, padahal wakil rakyatlah yang paling setia
menggadang-gadangkan tagline beraroma generasi penerus bangsa, dan semua hanya
demi citra.
Dari
perbincangan panjang sore itu dengan anak-anak, begitu banyak yang aku artikan
dalam kegamangan, begitu banyak yang membuat hati menjadi remahan kecil, begitu
menyedihkan, begitu memprihatinkan, hingga aku pamit dengan membawa pulang
kelimbungan.
Mereka butuh
motivasi, butuh mengenal apa itu impian, mimpi-mimpi. Mereka butuh
tangan-tangan sukarela memeluk mereka dari samping, meyakinkan bahwa dengan
pendidikan mereka bisa menggenggam dunia. Begitu pun aku yang hanya bisa
bimbang sebab kondisi yang ditangkap oleh indera begitu menyakitkan.
Sore itu senja masih oranye, diselimuti bias awan gelap yang hendak
menjadikan langit semakin gelap, menjemput malam, menutup hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar