Hari ini hari sebenar-benarnya hatimu hancur. dan seperti biasa, kau rayakan kesedihanmu di
tempat yang sepi lagi sunyi sembari kau menunggu temaram datang. Kau
menyalahkan dirimu seada-adanya, kebodohanmu bahkan perilaku yang diluar batas
kontrol. Kau yang hari ini bukan kau yang sebenarnya, kau hanya dibunuh rasa
cinta, memiliki, dan kau pungkiri bahwa suatu saat kapan saja kau bisa
mengalami kehilangan. Tepat hari ini, hari yang senjanya menguning kau semakin
menyerah. Sebab perilakumu sendiri, kebodohanmu sendiri.
Hari ini tiada lagi yang perlu kau tunggu, semua hanya perlu
kau ikhlaskan. Berkali-kali kau menulis kesakitanmu tapi tak pernah serapuh
hatimu hari ini, sekali lagi, di tempat yang tepat, tempat yang sunyi lagi
sepi. Sempat kau yakin bahwa kepercayaan bisa kau upayakan berkali-kali, tapi
kau ingkari lagi. Kau bunuh kepercayaan sembari membunuh hatimu yang
berantakan.
Bahkan semakin tiada lagi rasa yang kau percaya, hanya sebab
setitik noda hitam yang sesungguhnya bisa terhapus juga. Kau terlalu besar
kepala mengungkit dosa manusia. Besar kepala sebab merasa yang paling benar.
Akuilah, tiada lagi yang perlu dipertahankan dari dirimu, seorang perempuan
yang kehidupannya malang.
Sadarilah, kejujurannya hanya pantas bagi perempuan yang
berani percaya, bukan yang kalang kabut takut kehilangan. Kebaikannya hanya
pantas bagi perempuan berhati tulus, bukan untuk yang sibuk berbalas budi demi
alasan meninggalkan.
Satu hal, nalurimu tak pernah salah, ikutilah, biar hatimu
istirahat disandaran perempuan yang paling tepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar